
Bintang tersebut dianggarkan akan meledakkan dirinya dalam sebuah letusan yang disebut sebagai supernova dengan kekuatan setara tiga kali ganda 20 miliar megaton TNT.
Sebuah kajian terbaru menunjukkan bahawa bintang yang disebut sebagai T Pyxidis lebih dekat dari yang dianggarkan iaitu 3260 tahun cahaya, sebuah lompatan dalam terminologi pengetahuan galaksi.
Jadi ledakan yang berasal dari termonuklier tersebut mampu menghapuskan lapisan ozon yang selama ini melindungi dari radiasi berbahaya ruang angkasa. Kehidupan di bumi mungkin sangat terancam. Skenario hari akhir atau kiamat digambarkan oleh para astronom dari Universiti Villanova Philadelphia Amerika Syarikat. (pinawantairanau.blogspot.com).
Mereka mengatakan bahwa satelit International Ultraviolet Explorer telah menunjukkan bahwa T Pyxidis terdiri dari dua buah bintang yang sangat dekat, satu disebut sebagai kurcaci putih yang seringkali menyerap gas dan terus berkembang menjadi sangat besar.
Ketika mencapai titik kritis maka bintang tersebut akan meledak dengan sendirinya menjadi bahagian-bahagian kecil. Bintang tersebut akan menjadi bintang yang paling terang di galaksi dan bersinar selayaknya mercu suar yang melintasi alam semesta.
Para pakar mengatakan bahawa teleskop luar angkasa Hubble telah berhasil mengambil foto proses pembesaran bintang tersebut menuju ‘big bang’ dengan seri awalan letupan yang disebut nova.
Ledakan semacam ini menjadi rutinitasi sekitar setiap 20 tahun sekali sejak tahun 1890, namun berhenti setelah tahun 1967. “Jadi ledakan berikutnya akan terjadi 20 tahun yang akan datang iaitu tahun 2027, ujar Ahli dari Astronom Amerika di Washington, Edward M Sion dan Patrick Godon.
“Bintang tersebut mempunyai keupayaan dengan segera menjadi supernova meskipun mimpi buruk tersebut masih agak lama,” ujar Vice President Kumpulan Astronomi Populer Inggris Robin Scagell.
Sumber: inilah.com