Khamis, 20 Mei 2010

Belum Ada Penelitian Tokek Boleh Sembuhkan AIDS

AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang terjadi kerana menurunnya daya tahan tubuh yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV). 

Sampai saat ini, para ilmuan di berbagai negara terutama negara berteknologi maju belum berhasil menciptakan ubat penyembuh AIDS. Yang dihasilkan hanya sebilangan kecil ubat yang memperlambat penyebaran virus atau dikenal dengan nama Anti Retro Viral (ARV). Oleh kerana ubat ARV tersebut tidak dapat menyembuhkan AIDS, tentu saja hasilnya kurang memuaskan. 

Pasalnya, para pengidap HIV positif sangat bergantung pada ubat ARV bagi memperlambat munculnya berbagai gejala penyakit (AIDS). Di waktu besarnya harapan para pengidap HIV positif terhadap ubat yang dapat menyembuhkannya, berbagai khabar angin tentang ubat penyembuh AIDS menyebar luas dalam masyarakat. Pada masa ini, heboh pula cerita dari mulut ke mulut tentang khasiat tokek (poko’ok) yang dapat menyembuhkan AIDS. 

Entah dari mana asalnya cerita tersebut, yang jelas kesannya membuatkan harga tokek melambung hingga mencapai puluhan ribu ringgit Malaysia. Justru, binatang melata ini diyakini dapat menyembuhkan penyakit kulit, tipes, asma dan berkesan sebagai ubat awet muda. Harga tokek tersebut hanya RM30.00 hingga RM50.00 (saiz biasa tokek).

Ketika tersebarnya mitos bahawa tokek dapat menyembuhkan AIDS, spontan harganya melonjak menjadi RM10,000 per 100 gram. Masyarakat Kota Medan pun berlumba-lumba untuk memburu tokek. Seorang warga Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun mengakui banyak masyarakat mulai berburu tokek untuk dijual. "Menurut cerita orang, tokek dapat menyembuhkan AIDS. 

Harganya mampu mencapai RM30,000 per ekor," ujarnya. Perubatan tradisional Di tempat sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Medan dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD-KPTI berpendapat, belum ada dasar penelitian yang menunjukkan bahwa tokek dapat menyembuhkan AIDS. 

Tapi, jika ada pesakit AIDS yang telah sembuh kerana minum atau makan daging tokek tersebut, mungkin ini boleh dijadikan rekomendasi atau pilihan lain sebagai ubat yang berkhasiat. "Jika memang benar mampu menyembuhkan, kita boleh beri surat izinnya dan sebagai rujukan bagi pesakit AIDS," ujarnya. 

Menurut Umar Zein, umumnya masyarakat Indonesia cenderung mempercayai perubatan secara tradisional yang menggunakan ubat berasal dari tumbuhan, bebatuan dan haiwan meski pun belum dilakukan pengujian dan dibuktikan oleh penelitian kesihatan. "Sistem perubatan d Indonesia masih menjalankan perubatan secara tradisional, walau belum ada pembuktiannya melalui penelitian. 

Memang ini sudah lama ada dan menjadi tradisi turun-temurun," kata Umar Zein kepada wartawan di ruang kerjanya, beberapa waktu yang lalu, menanggapi banyaknya jual-beli penjualan haiwan tokek yang dipercayai boleh menyembuhkan AIDS.

Umar Zein menjelaskan, perubatan tradisional menggunakan tumbuh-tumbuhan sudah banyak diteliti dan hasilnya memang berkhasiat. Bahkan sekitar 90 jenis tanaman sudah terdaftar di Badan Pengawas Ubat dan Makanan (BPOM) dan dinyatakan boleh dikonsumsi. 

Sedangkan untuk pengubatan tradisional yang menggunakan unsur haiwan, hingga saat ini belum ada penelitiannya baik khasiat maupun efek sampingan yang ditimbulkannya. 

Namun masih ramai masyarakat yang memanfaatkan beberapa jenis haiwan kerana dipercayai dapat menyembuhkan berbagai penyakit. "Nenek moyang kita memang pernah merasakan khasiatnya, seperti cacing yang digonseng katanya dapat menyembuhkan asma. 

Tradisi ini berkembang dari mulut ke mulut hingga tersebar dan dipercaya oleh masyarakat. Tapi kita kan belum tahu apakah ada efek sampingnya kelak, ini lah yang harus diuji dahulu," jelasnya. Di Sumut sudah ada Sentra Pengembangan Penelitian perubatan Tradisional (SP3T). 

Namun, saat ini belum ada melakukan penelitian terhadap pengubatan yang menggunakan haiwan. "Kita harapkan mereka segera melakukan penelitian terhadap haiwan yang dijadikan untuk pengubatan, agar khasiat dan efek sampingnya diketahui masyarakat," demikian Umar Zein.(put)